Piandel watu mengkurep

Mantep
Nah banyak versi tentang kisah watu mengkurep itu..ada yang bilang itu petir yang ditundukkan Ki Ageng Selo (waktu itu dalam wujud Petani sedang mencangkul) nah baca saja lagi sumber yang lain misal (http://heri-miftahudin.blogspot.co.id/2010/01/desa-petir.html) cangkul yang jatuh disungai itu disambar petir terus dan tempat disambar petir seperti ada batu dan ditumbuhi akar dan pohon, nah itulah yang suhu ambil dan jadi batu. Sudah banyak paranormal yang mencoba dan kata penduduk sana berakhir dengan maut. Suhu lakukan itu bukan sok sok an kalau berhasil ditundukkan itu akan jadi piandel hebat. nah itulah penampakannya



nah bandingkan dengan ini



 ada kemiripan gambar suhu yang pertama, jadi ciri ciri batu petir dalam artian batu yang disambar petir ya tadi srukturnya mengkilap kayak kristal tapi dicek lab ya kayak kaca (amorph) , kalau kristal si02 malah bagus bisa buat serap racun, ini bermutasi karena disambar petir..

makanya sampai legendanya makan korban ya suhu beruntung batu ini bisa didapatkan dan suhu masih selamat, berarti bisa jodoh.. kalau khasiat ya itu penahluk petir, anti tembak, antigunting, dan memang hebatnya desa ini (watumengkurep tempat dulunya disambar petir) belum pernah disambar petir lagi sampai sekarang..sampai tempatnya pun didatangi banyak orang untuk ngalab berkah..

perhatian keras!!!
tempat ini berbahaya ya, kalau tidak punya ilmu cukup dan power hebat jangan kesana, sudah banyak yang mati celaka dan itu sudah diperingatkan penduduk sana, kalau cuman hanya mau cenel dan nekad jangan deh, disana selalu tiap tahun watumengkurep selalu diberikan sajen dan ritual seperti pesta, jadi kalau tetap bandel dan nekad ya suhu tidak bertanggung jawab ya, kecuali kalau memang sudah bosan hidup .. ya coba saja..
 maaf suhu nulis begini karena ada saja orang ke ui meniru yang suhu lakukan, yang ini berbahaya ya, resiko nyawa jangan coba coba, karena banyak paranormal yang datang kesana kebanyakan tinggal tinggal nyawa atau menderita sakit tidak sembuh..

 

Share:

0 komentar